24/02/15

Road to Belang

alhamdulIllah masih bisa di beri  kesehatan, beserta nikmat-nikmat yang lain sepatutnya kita mensyukurinya.

suatu nikmat juga aku masih menghirup keindahan tempat-tempat di sekelilingu beserta semua didikan alamnya. 

minggu yang lalu aku beserta keluarga berkesempatan mengunjungi tempat kelahiran kakek dari ibuku. kota yang yang terkenal dengan julukuan negeri seribu bukit, kota menjadi saksi kedahsyatan ribuan manusia duduk berjejer mengibaskan tangan lengkap dengan atribut kerawang sebagai kebanggaan. Belang kejeren, adalah ibu kota dari kabupaten Gayo Lues kabupaten yang mekar beberapa tahun yang lalu dari kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh. dengan mayoritas penduduk dengan suku gayo atau lebih di kenal dengan Gayo Belang. 

Ada beberapa rute yang bisa di tempuh untuk menempuh kota ini. Via Medan (sumatera utara) sekitar 10-12 jam perjalanan darat, disini kita akan melewati beberapa kota melalui Berastagi, Kaban Jahe, Kuta cane (Aceh tenggara). sementara dari ibu kota Aceh sendiri yaitu banda Aceh akan melewati beberapa kabupeten, Kabupaten Pidie, Bireun, Bener Meriah,Aceh Tengah, Belang Kejeren akan memakan waktu sekitar 10-15 jam perjalanan darat. Dari kota ku sendiri bisa memakan waktu sekitar 4-6 jam perjalanan darat, 

Pada perjalanan kali ini aku bersama sepupu memilih untuk mengendari sepeda motor, agar lebih leluasa berhenti di manapun kami mau. mencari tempat -tempat yang bagus buat di abadikan selama dalam perjalanan. aku dan sepupuku pun banyak menemui berbagai
mukanya kelelahan tapi terbayar (bukit Ise-ise)
tempat dengan panorama yang cukup membuat kami betah untuk berlama-lama. Mulai dari sungai sungai kecil dengan udara yang segar di bawah kaki-kaki bukit yang menjulang dengan gagahnya sampai barisan hutan-hutan yang masih perawan serta hamparan sawah-sawah serasa gelaran tikar. tidak hanya itu di beberapa kampung/desa juga banyak yang menjual oleh-oleh bahkan ada juga yang memajang batu untuk hiasan mata cicin yang sangat terkenal itu.

saat ini hingga setahun kedepan apabila bila ingin menuju belang perlu hati hati, karena di beberapa titik ruas jalan sedang ada perbaikan jalan. jadi buat kawan-kawan kewaspadaan yang tinggi dalam berkendara sangat di perlukan disini di samping keamanan yang lain. Bersambung.



22/03/14

Post gak pake kerangka

Assalamualaikum, wah semakin parah saja sepertinya. kasian blog saia seperti tidak ada penghuni.
well, faktanya saya juga gak tau mau nulis apaan.

setelah beberapa tahun saya menyelesaikan study pada salah satu kampus di Medan. seperti ada rasa rindu juga masa masa di bangku kuliahan dan lika liku anak kost. ceritanya saya cuma mau post  fhoto pas masih di kota rantau dulu. gpp ya hehehe.
inspirasi bermusik pun hilang ketika tanggal tua tiba


pasca banjir


diskusi dadakan



ingatlah hari ini wahai orang-orang besar

kapan lagi kawan kita bisa berkumpul seperti ini. tentu pada hari selanjutnya masing masing dari kamu sudah punya cerita sendiri. Aku masih ingin mendengar cerita kalian. Wassalam.













23/12/13

Ine (ibu)



Sudahlah istirahatlah, lepaskan lelahmu. Nikmati hari tua mu di beranda kecil kita. Cukuplah saat ini dirimu menikmati mekarnya bunga-bunga yang mekar di taman belakang rumah.


Sesekali berjalan-jalan menyisiri ladang yang telah kau tuai benihnya. Tak ada salahnya menjelang sore duduk manis di antara Pohon-pohon yang menunggu kau petik hasilnya. Apa lagi yang harus kau tunggu, bukankah setiap pagi akan datang bapak tua itu mengambil hasil panen masyarakat di desa kita. Tak perlu lagi setiap pagi harus kau jinjing ke “pasar pagi”. Tidak usah repot-repot lagi engkau belikan kami pakaian yang bagus. Simpan saja uangnya yang selanjutnya gunakan buat menyempurnakan Rukun yang ke lima.


“Inengku” ragamu telah tua. Meskipun beberapa kali telah melarangmu untuk tidak usah lagi bekerja lebih keras. Sesering itu pula engkau akan berkata “aku masih kuat”. “Ine diamlah sudah, tidak perlu lagi engkau peras keringatmu. Aku sudah cukup besar, biar aku lagi yang mengabdi padamu, ijinkalah. Aku tahu sebenarnya “Ine” melakukan semuanya demi kami dan dari kebiasaan masa lalu. Bekerja tanpa lelah, sedikit mengurangi beban ayah.


Terima kasih ine, apa yang ada dalam bumi yang dapat menggantikan jerihmu? Seandainya ada harta yang dapat membayar semua keringatmu? Tapi semua tidak dapat kulakukan. Aku tahu itu inengku. Semoga setiap lantunan Do’a mu selalu terselip untukmu dan di kemudian hari aku bisa trus bersamamu di Dunia aku mungkin hanya sekejap menatapmu semoga di Surga kekal bersamamu atas kehendakNya. Amin.

Selamat Hari Ibu buat seluruh Ibu-Ibu yang luar biasa.

 kebayakan, 23 12 2013.

02/09/13

Kopi (sebuah cerita)

"Sesempurna apa pun kopi yang dibuat, kopi tetaplah kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin disembunyikan."
‒Filosofi Kopi [1996]-

 

Di lihat dari judulnya tentu kita tidak asing lagi dengan minuman yang satu ini, mulai dari rumah, kantor, sampai pasar kita akan sering melihat orang-orang menyeruput secangkir minuman ini.

Belum lama ini saya menemukan cara minum kopi tanpa gula ataupun pemanis lainnya. sebenarnya juga saya tidak begitu suka meminum kopi yang terlalu manis. loh bukannya kopi itu seharusnnya manis. yah itu bagi sebagian orang.

Awalnya juga kaget dan sedikit risih jika harus berhadapan dengan kopi dengan rasa yang sangat pahit. namun jika di nikmati perlahan-lahan akan terasa manis dari ujung sampai pangkal lidah. tapi sebenarnya inilah kopi.

seperti kata-kata di atas, kopi tetaplah pahit. tapi sabar kawan jika kita dapat melaluinya semuanya akan berakhir manis. apalagi bila kita telah sampai pada fase terbiasa. 

satu kalimat yang pernah aku dengar dari seorang sahabat. "Bukan keberhasilan itu yang utama tapi kepuasan dirimu dari awal hingga kamu dapat menyelesaikannya". ternyata dalam sebuah kegagalan jika kita menikmatinya akan terasa manis. minimal kita dapat menngikuti prosesnya.

kopi itu sebenarnya pahit tapi mari kita nikmati sampai kita merasakan ada titik dimana kopi akan menyuguhi kita rasa manis meskipun di ujung rasa. Dan itu semua kita rasakan tanpa gula.