23/12/13

Ine (ibu)



Sudahlah istirahatlah, lepaskan lelahmu. Nikmati hari tua mu di beranda kecil kita. Cukuplah saat ini dirimu menikmati mekarnya bunga-bunga yang mekar di taman belakang rumah.


Sesekali berjalan-jalan menyisiri ladang yang telah kau tuai benihnya. Tak ada salahnya menjelang sore duduk manis di antara Pohon-pohon yang menunggu kau petik hasilnya. Apa lagi yang harus kau tunggu, bukankah setiap pagi akan datang bapak tua itu mengambil hasil panen masyarakat di desa kita. Tak perlu lagi setiap pagi harus kau jinjing ke “pasar pagi”. Tidak usah repot-repot lagi engkau belikan kami pakaian yang bagus. Simpan saja uangnya yang selanjutnya gunakan buat menyempurnakan Rukun yang ke lima.


“Inengku” ragamu telah tua. Meskipun beberapa kali telah melarangmu untuk tidak usah lagi bekerja lebih keras. Sesering itu pula engkau akan berkata “aku masih kuat”. “Ine diamlah sudah, tidak perlu lagi engkau peras keringatmu. Aku sudah cukup besar, biar aku lagi yang mengabdi padamu, ijinkalah. Aku tahu sebenarnya “Ine” melakukan semuanya demi kami dan dari kebiasaan masa lalu. Bekerja tanpa lelah, sedikit mengurangi beban ayah.


Terima kasih ine, apa yang ada dalam bumi yang dapat menggantikan jerihmu? Seandainya ada harta yang dapat membayar semua keringatmu? Tapi semua tidak dapat kulakukan. Aku tahu itu inengku. Semoga setiap lantunan Do’a mu selalu terselip untukmu dan di kemudian hari aku bisa trus bersamamu di Dunia aku mungkin hanya sekejap menatapmu semoga di Surga kekal bersamamu atas kehendakNya. Amin.

Selamat Hari Ibu buat seluruh Ibu-Ibu yang luar biasa.

 kebayakan, 23 12 2013.

1 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.