Sudahlah istirahatlah,
lepaskan lelahmu. Nikmati hari tua mu di beranda kecil kita. Cukuplah saat ini
dirimu menikmati mekarnya bunga-bunga yang mekar di taman belakang rumah.
Sesekali berjalan-jalan
menyisiri ladang yang telah kau tuai benihnya. Tak ada salahnya menjelang sore
duduk manis di antara Pohon-pohon yang menunggu kau petik hasilnya. Apa lagi
yang harus kau tunggu, bukankah setiap pagi akan datang bapak tua itu mengambil
hasil panen masyarakat di desa kita. Tak perlu lagi setiap pagi harus kau
jinjing ke “pasar pagi”. Tidak usah repot-repot lagi engkau belikan kami
pakaian yang bagus. Simpan saja uangnya yang selanjutnya gunakan buat menyempurnakan
Rukun yang ke lima.
“Inengku” ragamu telah
tua. Meskipun beberapa kali telah melarangmu untuk tidak usah lagi bekerja
lebih keras. Sesering itu pula engkau akan berkata “aku masih kuat”. “Ine diamlah
sudah, tidak perlu lagi engkau peras keringatmu. Aku sudah cukup besar, biar aku
lagi yang mengabdi padamu, ijinkalah. Aku tahu sebenarnya “Ine” melakukan
semuanya demi kami dan dari kebiasaan masa lalu. Bekerja tanpa lelah, sedikit
mengurangi beban ayah.
Terima kasih ine, apa
yang ada dalam bumi yang dapat menggantikan jerihmu? Seandainya ada harta yang
dapat membayar semua keringatmu? Tapi semua tidak dapat kulakukan. Aku tahu itu
inengku. Semoga setiap lantunan Do’a mu selalu terselip untukmu dan di kemudian
hari aku bisa trus bersamamu di Dunia aku mungkin hanya sekejap menatapmu semoga
di Surga kekal bersamamu atas kehendakNya. Amin.
Selamat Hari Ibu buat
seluruh Ibu-Ibu yang luar biasa.
kebayakan, 23 12 2013.
kebayakan, 23 12 2013.
1 komentar:
Posting Komentar